Proses penulisan Karya Ilmiah: Tahap ke-2 Mencari Referensi-Referensi Yang Relevan
Nama : Aidini Mardiatus Sa’diah
NPM : 202246500683
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr. Sn. Angga Kusuma Dawami, M. Sn.
30 artikel sumber dari portal garuda atau google scholar
1. Link: https://repo.isi-dps.ac.id/2338/
Objek: Karya Seni “Rerangsang”
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari perpaduan dua buah gamelan yang berbeda yang ingin dikemas menjadi suatu garapan yang memiliki ragam bentuk, irama, melodi dan patutan/patet pada Semara Pagulingan yang menggunakan patutan selisir, tembung, baro, patemon dan pangenter ageng.
Metode Analisis:
Dalam hal tersebut di atas penulis berusaha berkreativitas secara bebas dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang ada serta ilmu yang didapat semasa mengikuti perkuliahan di ISI Denpasar baik berupa teori maupun secara praktek sehingga sedikit tidaknya bisa menciptakan karya-karya seni di masyarakat lokal. Dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses
kreativitas. Begitu juga dengan proses pembentukan karya komposisi musik karawitan inovatif “Rerangsang”, usaha yang dilakukan penulis untuk mewujudkannya yakni melalui dua tahapan. Dua tahapan antara lain Tahap Eksplorasi, dan tahap Improvisasi.
Tahap Eksplorasi merupakan langkah awal proses penggarapan karya seni.
Tahap Improvisasi penulis mencoba proses menuangkan ide ke dalam media ungkap dengan mengadakan latihan pertama.
Kesimpulan, perbandingan artikel:
Objek yang digunakan Karya Seni “Rerangsang” mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap prosesk reativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
2. Link: https://eproceeding.isi-dps.ac.id/index.php/seminarFSP/article/view/7
Objek: Pengkajian dan Penciptaan Seni.
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya menyusun sebuah hasil penelitian atau penciptaan ke dalam laporan akademis/artikel tidak semudah seperti yang dibayangkan, ia harus tersusun secara sistematis, baik pada tata alur akademis dan juga dalam menyampaian tata urut bidang ilmu yang menjadi kajian atau penciptaan.
Metode Analisis:
Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif serta kepustkaan. Artikel pada pengkajian seni memuat judul serta runutan berikutnya yaitu latar belakang, rumusan masalah, kajian pustaka, landasan teori, pembahasan serta simpulan seyogyanya tersusun dengan benang merah yang jelas. Sedangkan pada penciptaan seni sering terjadi pada latar belakang masalah hanya mengungkapkan hal-hal yang menginspirasi penciptaan, tetapi kurang jelas bagaimana inspirasi tersebut diwujudkan menjadi sebuah karya yang lengkap dengan konsep, unsur-unsur karya yang terlibat, peran prinsip-prinsip estetik, serta nilai, makna, simbul yang ada pada karya.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Objek Pengkajian dan Penciptaan Seni mengangkat teori mimesis dan analisis metode deskriptif kualitatif serta kepustkaan. Artikel pada pengkajian seni memuat judul serta runutan berikutnya yaitu latar belakang, rumusan masalah, kajian pustaka, landasan teori, pembahasan serta simpulan seyogyanya tersusun dengan benang merah yang jelas.. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
3. Link: http://digilib.isi.ac.id/6173/
Objek: Tema Kemanusiaan Dalam Lukisan Affandi Kajian Semiotika
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lukisan bertema kemanusiaan Affandi yang ditinjau melalui kajian semiotika.
Metode Analisis:
Metode yang dilakukan dalam bahasan penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data diperoleh berdasarkan observasi, teori, buku, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Sampel penelitian adalah delapan lukisan Affandi yang telah diseleksi berdasarkan tema. Penelitian difokuskan pada tema kemanusiaan dalam lukisan Affandi yang dijelaskan melalui kajian semiotika. Adapun penelitian ini menggunakan kajian semiotik Charles Sanders Peirce yang dalam analisisnya fokus pada bentuk klasifikasi bedasarkan objek, yaitu tanda ikon, indeks dan simbol.
Kesimpulan Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan pada Tema Kemanusiaan Dalam Lukisan Affandi Kajian Semiotika adalah mengangkat teori mimesis dan metode yang dilakukan dalam bahasan penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap prosesk reativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
4. Link: https://jsrw.ikj.ac.id/index.php/jurnal/article/view/62
Objek: Interpretasi Ikonologis Matahari Affandi dalam "Affandi dan Tujuh Matahari" dan "Hampir Terbenam"
Teori Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan pendekatan ikonologis dari Erwin Panofsky, yaitu metode untuk mengurai dua lukisan Affandi, yang terdiri dari deskripsi pra-ikonografis, analisis ikonografis, dan interpretasi ikonologis. Interpretasi Ikonologis Matahari Affandi dalam "Affandi dan Tujuh Matahari" dan "Hampir Terbenam". Tulisan ini merupakan hasil penelitian atas dua lukisan Affandi, yaitu Affandi dan Tujuh Matahari (1950), dan Hampir Terbenam (1983). Hal yang menarik adalah kedudukan matahari dalam lukisan Affandi. Sselain menjadi obyek umum yang dalam lukisan-lukisan Affandi, matahari telah bertranformasi menjadi simbol dalam diri Affandi. Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena lukisan menggambarkan matahari.
Metode Analisis:
Penelitian ini menggunakan pendekatan ikonologis dari Erwin Panofsky, yaitu metode untuk mengurai dua lukisan Affandi, yang terdiri dari deskripsi pra-ikonografis, analisis ikonografis, dan interpretasi ikonologis. Dalam penelitian ini, kami akan menemukan keterbatasan pendekatan Panofsky untuk gaya lukisan ekspresionis Affandi.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Karya Interpretasi Ikonologis Matahari Affandi dalam "Affandi dan Tujuh Matahari" dan "Hampir Terbenam" mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan ikonologis dari Erwin Panofsky, yaitu metode untuk mengurai dua lukisan Affandi, yang terdiri dari deskripsi pra-ikonografis, analisis ikonografis, dan interpretasi ikonologis. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
5. Link:
Objek: Representasi Identitas Diri dan Perubahan Perspektif Estetik pada Lukisan Potret Diri Affandi
Teori Pendekatan:
Fokus penelitian ini adalah menganalisis pengertian identitas dalam potret diri Affandi, dan bagaimana perubahan perspektif estetik Affandi mempengaruhi visualisasi potret dirinya. Lukisan potret diri memang dekat dengan konsep citra diri, representasi diri dan notasi pribadi seniman. Untuk mengkaji hal tersebut, peneliti menggunakan teori representasi dalam filsafat seni. Lukisan potret diri Affandi dikaji melalui pandangan imitasi dan representasi, untuk mendapatkan kejelasan apakah lukisan potret diri Affandi hanya imitasi atau representatif. Hal ini juga mengarah pada pembahasan tentang pemahaman Affandi akan diri secara personal. Dari perubahan perspektif estetik yang ia alami, beriringan dengan kondisi dan realitas lingkungan yang ia hadapi, dilihat melalui teori identitas. Wajah Affandi bukan hanya sebagai individu, namun wajah manusia yang mewakili realitas sosial, hal itu berupa kehidupan merakyat yang selama ini dilaluinya. Lalu yang kedua, perubahan perspektif Affandi terjadi dari Realisme, Impresionisme sampai Ekspresionisme. Realisme Affandi pada potret diri menunjukkan Affandi yang merekam perubahan fisiknya dari muda sampai tua. Gaya Impresionisme mulai dilakukan Affandi dengan garis-garis timbul yang melengkung dan menumpuk serta pemilihan warna-warna bercahaya, sedangkan Ekspresionisme dalam tahap akhir yang dicapai Affandi, kejelasan bentuk memudar, latar belakang mulai transparan, seiring dengan pemahaman diri Affandi yang memasuki banyak kontemplasi dan perenungan. Lukisan potret diri Affandi adalah nada kunci bagi seluruh irama ekspresinya dan sebuah kendali gerakan emosi berkeseniannya.
Metode Analisis:
Sumber primer dan sekunder diteliti dengan menggunakan langkah-langkah metodis seperti deskripsi, interpretasi, kesinambungan historis, heuristik dan beberapa unsur metodis lain sebagai pendukung. Untuk mengkaji hal ini, peneliti menggunakan teori representasi dalam filsafat seni. Lukisan potret diri Affandi dikaji melalui pandangan imitasi dan representasi, untuk mendapatkan kejelasan apakah lukisan potret diri Affandi hanya imitasi atau representatif.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Karya Representasi Identitas Diri dan Perubahan Perspektif menggunakan teori representasi dalam filsafat seni. Lukisan potret diri Affandi dikaji melalui pandangan imitasi dan representasi, untuk mendapatkan kejelasan apakah lukisan potret diri Affandi hanya imitasi atau representatif. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama.
6. Link: https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/8318
Objek: Ekspresi ibu dalam karya seni lukis ekspresionisme
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari merepresentasikan seorang ibu dengan aliran seni ekspresionisme.
Metode Analisis:
Metode analisis naratif penciptaan karya seni menggunakan lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap elaborasi, tahap sintesa, tahap realisasi konsep dan tahap penyelesaian serta terakhir pameran Lukisan. Sepuluh karya divisualisasikan Perjuangan ibu demi anaknya tidak sepenuhnya terbalas. Terbukti ada sebagian anak yang tidak berbakti kepada orang tua, khususnya ibu. Dalam menjalankan kehidupan tidak pantas seorang anak menuntut, memarahi dan berkata kasar kepada ibunya. Karena permasalahan tersebut ibu menjadi murung, murung, sedih dan sakit-sakitan.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan "Karya Seni Ekspresi ibu dalam karya seni lukis ekspresionisme" mengangkat teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Saya juga mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek namun metode analisis dan teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
7. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lukisan+ekspresionisme&btnG=#d=gs_qabs&t=1701197689948&u=%23p%3DRFxKzNtnoW0J
Objek: Galeri Seni Lukis Di Yogyakarta Representasi Seni Lukis Ekspresionisme
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari kehidupan masyarakat sekitar Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebagai propinsi dengan potensi yang akan terus menerus digali dan dikembangkan, yaitu yogyakarta sebagi pusat pendidikan, kebudayaan, pusat tujuan wisata, pusat perdagangan. Di masa pembangunan bangsa yang semakin berkembang ini terdapat kecenderungan untuk terjadinya degradasi atau penurunan nilai budaya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dan pelestarian budaya. Ruang lingkup kebudayaan sangat luas, dan salah satu kebudayaan yang menonjolkan mutu serta sifat khas adalah unsur kesenian. Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup dari perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa persaan manusia lainnya. dengan diilandasi kesadaran yang tinggi maka hasil karya para seniman perlu dilestarikan dan di kembangkan dari generasi ke generasi.
Metode Analisis:
Mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Dalam hal tersebut di atas penulis berusaha berkreativitas secara bebas dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang ada.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan "Galeri Seni Lukis Di Yogyakarta Representasi Seni Lukis Ekspresionisme" mengangkat teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Saya juga mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
8. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=contoh+lukisan+ekspresionisme&btnG=#d=gs_qabs&t=1701198428263&u=%23p%3DTTAsNRTxP4EJ
Objek: Ayah Sebagai Ide dalam Karya Lukis Ekspresionis
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari memvisualkan tiga bagian ungkapan kehidupan figur ayah yaitu, karakter atau sifat ayah, figur ayah sebagai kepala keluarga, dan figur ayah dalam kehidupan sosial masyarakat melalui karya lukis dengan gaya ekspresionis serta memperdalam konsep dan mematangkan teknik berkarya lukis.
Metode Analisis:
Metode yang digunakan pada pembuatan karya ini adalah tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, serta tahapan penyelesaian. Berdasarkan metode yang telah dilakukan sehingga terwujud sepuluh karya yang memvisualisasikan tiga bagian ungkapan kehidupan figur ayah dengan judul karya sebagai berikut : karya pertama, “Keberanian". Kedua, “Bijaksana”. Ketiga, “Optimis”. Keempat, “tanggung jawab”. Kelima, “Sahabat”. Keenam, “Perhatian”. Ketujuh “Panutan”. Kedelapan, “Wibawa”. Kesembilan, “Tokoh”. Kesepuluh, “10 November 2019”.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Karya Seni “Ayah Sebagai Ide dalam Karya Lukis Ekspresionisme” mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama.
9. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=contoh+lukisan+ekspresionisme&btnG=#d=gs_qabs&t=1701198883913&u=%23p%3DGcpyl2ajq1IJ
Objek: Estetika Islam dalam Lukisan Affandi Koesoema
Teori Pendekatan:
Seniman Affandi Koesoema merupakan maestro pelukis dari Indonesia. Dengan gaya lukisannya yang ekspresionis, membuat lukisan Affandi Koeseoma cukup diminati oleh kalangan kolektor. Dengan teknik pelototan atau melukis dengan jari-jarinya, lukisan ekspresionis Affandi sarat akan makna estetiknya. Sebagaimana yang ada dalam lukisan Ayam Tarung, Ka’bah, maupun dalam lukisan Potret Diri. Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari merepresentasikan yang ada dikehidupan masyarakat dengan aliran seni ekspresionisme.
Metode Analisis:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis secara deskritptif tentang estetika pada lukisan-lukisan Affandi Koesoema. Meskipun sumber utama penelitian ini adalah lukisan-lukisan Affandi Koeseoma, namun dalam mendeskripsikannya penulis menggunakan data-data dokumenter seperti buku-buku estetika maupun deskripsi tentang lukisan Affandi Koesoema. Penelitian ini menemukan bahwa lukisan Affandi sarat akan nilai religiusitas lukisan dalam lukisan yang berjudul Ka’bah. Dengan pilihan warna cerah cenderung identik dengan estetika Islam yang menggambarkan cahaya, kecerahan dan kebahagiaan. Selain itu, lukisan Affandi Koesoema juga sarat akan nilai humanis dan idealis, sebab hampir semua lukisan Affandi Koesoema mengambil objek aktifitas sehari-hari. Adapun makna estetika yang tersirat dalam lukisan Affandi Koesoema merupakan kritik terhadap realita sosial dimana menggambarkan masih banyaknya kesedihan dan kesusahan maupun perilaku buruk yang dilakukan oleh manusia.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Karya Seni “Estetika Islam dalam Lukisan Affandi Koesoema” mengangkat teori mimesis penelitian kualitatif dengan menganalisis secara deskritptif tentang estetika pada lukisan-lukisan Affandi. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini.
10. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lukisan+affandi&oq=#d=gs_qabs&t=1701199715787&u=%23p%3DYYY9u37WgEcJ
Objek: Teknik Seni Lukis Potret Diri Affandi
Teori Pendekatan:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan teknik pada lukisan potret diri Affandi. Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari kehidupan masyarakat. Menggunakan aliran ekspresionisme lukisan lebih didominasi oleh ekpresi emosi dan garis-garis liar. Perubahan teknik tersebut terjadi karena perubahan alat yang dipakai. Dari penggunaan alat kuas, lalu berubah menggunakan tube cat minyak dan tangan. Affandi melukis untuk kebutuhan emosi yang cepat, maka diperlukan teknik baru untuk dapat memenuhi kebutuhannya tersebut.
Metode analisis:
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu hasil penelitian beserta analisisnya diuraikan dalam satu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi, kemudian dari analisis yang dilakukan diambil suatu kesimpulan. Urutan prosesnya adalah
1) Mengumpulkan data
2) Menarik sampel
3) Mendeskripsikan, mencermati dan menganalisis sampel
4) Mengemukakan penjabaran dari setiap objek yang dicermati
5) Menarik kesimpulan.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Hasil dari penetilian ini adalah Teknik melukis Affandi berkembang dari teknik yang realistik ke teknik plotot. Pada periode realistik, lukisan yang dibuat Affandi bertujuan untuk melatih kemampuan teknisnya. Objek dilukiskan secara realistik dengan memperhatikan perspektif, proporsi, anatomi, tekstur, gelap-terang dan lain sebagainya. Mengangkat teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Saya juga mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek namun metode analisis dan teori yang digunakan sama.
11. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lukisan+affandi&oq=#d=gs_qabs&t=1701200334285&u=%23p%3Di_1O3G5IzdYJ
Objek: KONSEP SENI DALAM KARYA LUKIS AFFANDI SEBAGAI SUMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT SENI DI NUSANTARA
Teori Pendekatan:
Pemikiran Filsafat Seni di Nusantara ini mengeksplorasi makna karya seni Affandi dengan corak ekspresionismenya. Kemudian akan ditelaah melalui Filsafat Seni di Nusantara, memahami persoalan mendasar mengenai konsep kreasi seni dalam karya lukis Affandi serta mencari tahu konsep seni dalam Karya Lukis Affandi memiliki gaya yang dapat mengisi sumbangan terhadap Filsafat Seni di Nusantara. Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari kehidupan masyarakat.
Metode Analisis:
Menggunakan metode penelitian historis faktual. Metode penelitian historis-faktual merupakan metode penelitian hermeneutika-filosofis dengan unsur-unsur metodis meliputi: Interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran seni Affandi memberikan sumbangan besar dalam sejarah Filsafat Seni di Nusantara.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan artikel "Konsep Seni Dalam Karya Lukis Affandi Sebagai Sumbangan Pemikiran Filsafat Seni Di Nusantara" mengangkat teori mimesis dan penelitian historis faktual. Metode penelitian historis-faktual merupakan metode penelitian hermeneutika-filosofis dengan unsur-unsur metodis meliputi: Interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran seni Affandi memberikan sumbangan besar dalam sejarah Filsafat Seni di Nusantara. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan sejarah Filsafat Seni di Nusantara.
12. Link: https://eproceeding.isi-dps.ac.id/index.php/sandyakala/article/view/50/44
Objek: Seni Rupa Bali
Pendekatan/teori:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya dari memperbincangkan secara interpretatif dengan kacamata kajian budaya (cultural studies) fenomena seni rupa Bali.
Metode analisis:
Menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam hal tersebut di atas penulis berdasarkan hal yang terjadi pada kajian budaya (cultural studies) fenomena seni rupa Bali. Dan juga menggunakan metode penelitian historis faktual. Metode penelitian historis-faktual merupakan metode penelitian hermeneutika- filosofis dengan unsur-unsur metodis meliputi: Interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, deskripsi.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Dapat disimpulkan bahwa konsep, isu, dan wacana seni masa kini dengan terbuka tidak lagi membedakan seni dalam kategori ‘tinggi’ dan ‘rendah’. Seni masa kini adalah seni yang secara terbuka menerima ‘budaya dalam’ sekaligus menerima pula ‘budaya luar’ sebagai keniscayaan. Terdapat persamaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berbeda dengan saya, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya.
13. Link: http://www.journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/viart/article/view/2755
Objek: Ekspresi Takut Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya dari pendekatan yang mengeksplorasi seni berdasarkan pengalaman nyata untuk mengekspresikan emosi tertentu.
Metode Analisis:
Metode analisis kualitatif, dalam hal tersebut di atas penulis berusaha berkreativitas secara bebas dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang ada. Metode analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan pada artikel "Ekspresi Takut Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis" adalah teori mimesis dan metode analisis kualitatif, dalam hal tersebut di atas penulis berusaha berkreativitas secara bebas dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang ada, metode analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Terdapat persamaan teori dan metode analis yang sama seperti saya. yaitu Teori Mimesis dan metode analisis naratif, dan juga karya tersebut berdasarkan pengalaman pribadi sebagai sumber inspirasi.
14. Link: https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara/article/view/1875/1529
Objek: Ekspresi Visual Human Emotion Dalam Karya Seni Lukis
Pendekatan Teori:
Ekspresi Visual Human Emotion Dalam Karya Seni Lukis menggunakan aliran ekspresionismenya. Dan Teori mimesis karena berdasarkan dari representasi dari emosi. Penciptaan ekspresi visual human emotion dalam karya seni lukis juga dapat membantu seniman untuk mengekspresikan perasaan pribadi mereka dan memperkuat koneksi mereka dengan pemirsa. Karya seni lukis dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih mendalam, seperti harapan, keinginan, kekecewaan, atau bahkan amarah. Melalui ekspresi visual human emotion, karya seni lukis juga dapat mengilustrasikan keberagaman perasaan dan emosi manusia, memungkinkan pemirsa untuk memahami dan menghargai keragaman yang ada dalam kehidupan manusia.
Metode analisis:
Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data melalui studi literatur dan studi visual. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 buah karya seni yang diciptakan pada tahun 2023. Hasil penelitian ini objek yang diusung adalah wajah perupa yang diwakili oleh raut wajah dibuat lebih besar dan mendominasi bidang dibandingkan raut wajah lainnya, hal ini menandakan bahwa figur tersebut dianggap lebih penting. Warna didominasi oleh warna kuning kecoklatan pada bagian latar, dan warna-warna campuran, seperti hijau, biru, jingga. Campuran warna-warna tersebut merupakan perwakilan dari berbagai ekspresi wajah yang disampaikan kepada apresiator.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Tujuan dari penciptaan ekspresi visual human emotion dalam karya seni lukis adalah untuk mengkomunikasikan perasaan dan emosi manusia melalui medium visual. Dalam karya seni lukis, seniman sering menggunakan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan warna untuk menciptakan gambaran emosi yang kompleks dan mendalam. Melalui penggunaan elemen visual ini, seniman dapat menciptakan karya seni yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga dapat menginspirasi, menggerakkan hati, dan merangsang perasaan pengamat.
15. Link: https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=L8GPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:GD10efgapWgJ:scholar.google.com/&ots=6frqcdRe7o&sig=z5obf8sNrSN5AGuwiZmXbD9kj9k
Objek: Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië sampai Persagi di Batavia, 1900-1942
Pendekatan Teori:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari membedah fenomena sejarah.
Metode Analisis:
Pada pengkajian ini, metode penelitian sejarah merupakan alat utama untuk membedah fenomena sejarah. Ciri utama studi sejarah adalah terletak pada pencarian, seleksi, dan kritik, kemudian analisis dan interpretasi dari sumber-sumber yang dipergunakan. Oleh karena itu agar jalan penelitian dapat dilakukan secara sistematis, ada empat tahap pokok dalam melakukan metode penelitian historis. Keempat tahap pokok tersebut adalah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Tahap pertama adalah heuristik, yaitu mencari sumber-sumber sejarah. Sumber-sumber itu baik sumber primer maupun sumber sekunder yang relevan dengan penelitian ini.
Tahap kedua adalah kritik sumber. Sumber-sumber yang telah terkumpulkan harus melalui proses kritik. Hal itu meliputi kritik ekstern, yaitu meneliti pada segi keautentikan, keaslian, dan keutuhan sumber. Selanjutnya kritik intern yang meneliti apakah isi dan kesaksian sumber itu dapat dipercaya.
Tahap ketiga adalah interpretasi terhadap data-data yang sudah
diseleksi. Pada tahap ini akan dirangkaikan faktor-faktor yang lepas satu sama lain kesatuan menjadi yang harmonis dan masuk akal. Proses interpretasi fakta-fakta merupakan tahap analisis dalam penyusunan sejarah. Untuk itu diperlukan kerangka teoretik sehingga menghasilkan suatu sintesis yang merupakan keutuhan yang bermakna.
Tahap keempat adalah akhir dari proses ini, yaitu penulisan sejarah atau historiografi.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Menggunakan teori mimesis, objek yang diambil yaitu seni lukis, pendekatan dengan cara penelitian, dan metode penelitian sejarah merupakan alat utama untuk membedah fenomena sejarah. Ciri utama studi sejarah adalah terletak pada pencarian, seleksi, dan kritik, kemudian analisis dan interpretasi dari sumber-sumber yang dipergunakan. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita.
16. Link: https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/komunikasiana/article/view/13233
objek: Komunikasi Seni: Representasi Masyarakat Urban di Kota Bandung dalam Bingkai Karya Seni Karya Mufty Priyanka
Pendekatan Teori:
Penelitian ini mendeskripsikan komunikasi seni melalui budaya masyarakat Bandung dalam bingkai penciptaan seni terfokus pada fenomena kota kosmopolitan kemudian mewujudkan bentuk masyarakat urban dengan segala bentuk gejala sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya di daerah Cicadas, gejala sosial yang muncul menjadi dinamika tersendiri yang dapat dikaji dari berbagai perspektif. Dalam penelitian ini, peneliti membuat sebuah bingkai berdasarkan persepsi terhadap gejala sosial yang terjadi di tengah dinamika masyarakat urban. Penelitian ini menjabarkan makna-makna dari karya seni yang diciptakan oleh seniman, ditemukan bahwa karya yang muncul merupakan wujud representasi gejala sosial yang dituangkan dalam bentuk karya seni dan secara tidak langsung maka pada karya seni Mufty Priyanka menjadi media komunikasi penciptanya merespon berbagai isu terkait gejala serta interaksi sosial yang muncul di kawasan padat penduduk, atau kawasan yang muncul di tengah hiruk pikuk masyarakat urban Bandung dalam perspektif seni.
Metode Analisis:
Metode yang digunakan adalah Analisis deskriptif bersifat kualitatif dalam menggambarkan persepsi terkait hal-hal istimewa dari gejala sosial yang ditemukan saat melakukan pengamatan pada karya seni ilustrasi yang erat kaitannya dengan gambaran masyarakat urban.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Penelitian ini menjabarkan makna-makna dari karya seni yang diciptakan oleh seniman, ditemukan bahwa karya yang muncul merupakan wujud representasi gejala sosial yang dituangkan dalam bentuk karya seni dan secara tidak langsung, jadi teori mimesis terdapat pada artikel ini. Metode yang digunakan adalah Analisis deskriptif bersifat kualitatif dalam menggambarkan persepsi terkait hal-hal istimewa dari gejala sosial yang ditemukan saat melakukan pengamatan pada karya seni ilustrasi yang erat kaitannya dengan gambaran masyarakat urban. Berbeda dengan saya, metode yang saya saya pakai ada metode naratif tetapi teori yang digunakan sama.
17. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=6&q=seni+karya&qst=ib#d=gs_qabs&t=1701252897464&u=%23p%3D-xWOf5OiHRIJ
Objek: Apresiasi seni: Imajinasi dan kontemplasi dalam karya seni.
Teori Pendekatan:
Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif. Nilai estetisobyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahantampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik,perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Dengandemikian, nilai estetis yang terkandung dalam suatu karya seni rupa akan muncul apabila unsur-unsur seniterpenuhi dan tertuang dalam karya seni yang dibuat. Meskipun kerajinan termasuk dalam seni terapan,namun tidak meninggalkan nilai estetika.
Metode Analisis:
Makalah ini berisi tentang paparan studi kepustakaan dan analisis deskriptif. Selain itu, studi kepustakaan tersebut ditinjau dari konsep-konsep mengenai hakikat seni, pembelajaran seni, estetika seni, dan proses imajinasi dan kontemplasi dalam seni. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dipahami bahwa estetika merupakan suatu hasil pendayaan imajinasi dan kontemplasi seseorang yang tidak terbatas ruang dan waktu sehingga mampu menciptakan suatu karya seni yang indah.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Segala ciptaan, dan penemuan semua berawal dari imajinasi manusia yang berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain yang kita peroleh menyatu membentuk kesatuan Produk. Produknya bisa bermacam-macam. Seni yang kita pelajari bukan untuk kita menjadi seniman, tapi seni yang kita pelajari adalah untuk melatihdaya imajinasi dan kreatifitas dalam diri yang nantinya akan terbentuk sesuai dengan ilmu-ilmu yangmenjadi acuan atau cita-cita kita.Karya seni tercipta, terkandung dan terlahir karena kontemplasipenghayatannya memerlukan disebabkan dalamnya atau keseluruhannya lebih banyak bersifat simbolik. Berbeda dengan saya, metode yang saya saya pakai ada metode naratif tetapi teori yang digunakan sama.
18. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=6&q=seni+karya&qst=ib#d=gs_qabs&t=1701253235432&u=%23p%3Dh1dxK0BhDRwJ
Objek: Metodologi Penciptaan Seni
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya dari Metodologi Penciptaan Seni
Metode Analisis:
Artikel ini berisi tentang paparan studi kepustakaan dan analisis deskriptif. Selain itu, studi kepustakaan tersebut ditinjau dari konsep-konsep mengenai hakikat seni, pembelajaran seni, estetika seni, dan proses imajinasi dan kontemplasi dalam seni. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dipahami bahwa estetika merupakan suatu hasil pendayaan imajinasi dan kontemplasi seseorang yang tidak terbatas ruang dan waktu sehingga mampu menciptakan suatu karya seni yang indah.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Jadi, masalah pemahaman metodologi penciptaan seni adalah adanya prakonsepsi para seniman dan para akademisi seni yang memandang bahwa penciptaan seni tidak memiliki kaitan dan dasar epistemologis yang membingkai seniman ketika mencipta karya seni.
19. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=6&q=seni+karya&qst=ib#d=gs_qabs&t=1701253556872&u=%23p%3DaA-QmyILfQMJ
Objek: Seni Lukis Konsep dan Metode
Teori Pendekatan:
Karya seni lukis telah memberikan landasan berkesenian dengan memahami dan mampu mengembangan pontensi diri seorang pelukis menjadi seorang seniman yang memberikan aspek kehidupan dalam pola kesenian yang mencakup keseluruhan seorang seniman mulai dari kemampuan teknis, rasa, pengetahuan seni dan memformulasi kesenian menjadi sebuah karya seni yang mampu diapresiasi oleh sebuah kalangan. Hal ini dikarenakan seorang pelukis atau seorang seniman di dalam membuat karya seni, lahir bukan pada areal kosong dalam kehidupan manusia.
Metode Analisis:
Metode analisis kualitatif, dalam hal tersebut di atas penulis menjadikan landasan berkarya dengan pengetahuan seni di masa yang akan datang sesuai dengan perkembangan setiap pelukis di dalam mengembangkan dirinya. Dengan berkarya seni melampaui kaidah–kaidah seni lukis menjadi karya seni kontemporer. Namun tidak kehilangan landasan berkarya baik dalam menguasai material, media, elemen seni lukis dan konsep gagasan berkarya. Membuat karya seni lebih bermakna dalam mengungkapkan dengan berbagai material dan media, serta teknik dan konsep seni dengan melihat pengetahuan seni menjadi pemahamannya dalam berkarya seni.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Sebagai kesadaran diri dan kerendahan hati untuk selalu bersentuhan agar bisa merasakan dan menjadi bahan refleksi diri dalam menjalin kehidupannya dalam dunia seni. Dengan mengadakan konfirmasi dan validasi dari proses berkesenian, serta langkah-langkah yang diambilnya sebagai sebuah keputusan yang lahir dari realitas sosial budaya. Tanpa harus meniadakan diri sebagai seorang pelukis atau seniman, tanpa terbatas pada dunia seni, atau sebaliknya seni hanya mengikut perkembangan masyarakatnya tanpa mampu melihat realitas diri dalam berkesenian. Perbandingan artikel, terdapat pada teori dan metode analisis.
20. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701254029340&u=%23p%3Dwa7EFL068xEJ
Objek: Efektivitas Pengaturan Hukum Hak Cipta Dalam Melindungi Karya Seni Tradisional Daerah
Teori Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dengan prosedur pengumpulan data dengan studi kepustakaan yang diolah secara deduktif dan dianalisis secara kualitatif, sehingga pada akhirnya dapat diketahui tentang efektivitas pengaturan hukum terhadap karya seni daerah serta kelemahan dan kelebihan atas pengaturan hukum hak cipta tersebut.
Metode Analisis:
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer terutama peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder yang meliputi buku-buku yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Berdasarkan hasil penelitian yang dituangkan dalam pembahasan ditarik kesimpulan bahwa terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang karya seni tradisional daerah. Di Indonesia, pengaturan hukum tentang karya seni tradisional daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Setelah dikaji, ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang karya seni tradisional daerah yang diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk perbaikan pada peraturan perundang-undangan selanjutnya.
21. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701254426817&u=%23p%3Dq5CudAGQjfwJ
Objek:Ajaran Agama Hindu Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Tradisional Bali
Teori Pendekatan:
Ketika seorang pelukis mencipta sebuah karya maka realita dan imajinasi menjadi sumber ide namun Seni lukis tradisional Bali memiliki ciri khasnya yang sangat kentara ketika dilihat secara langsung, yaitu penggambaran objek bentuk karyanya yang cenderung mengambil bentuk-bentuk alam, cerita-cerita rakyat, mitologi serta ajaran-ajaran agama Hindu yang direinterpretasikan melalui bentuk simbol-simbol didalamnya.
Metode Analisis:
Metode yang digunakan dalam mengkaji fokus penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriftif dengan pendekatan studi fenomenologi yaitu penelitian menggunakan data-data kualitatif untuk menggambarkan fenomena-fenomena ajaran agama Hindu yang menjadi sumber inspirasi penciptaan.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Penelitian ini merupakan bentuk analisis serta kajian mengenai peran ajaran agama Hindu dalam proses penciptaan karya seni lukis umumnya seni lukis tradisional Bali. Seni lukis sebagai bagian dari seni rupa di Bali berkembang cukup pesat, dimana terdapat dua dikotomi seni lukis di Bali yaitu seni lukis tradisional di Bali dan Seni lukis modern. Seni lukis tradisional Bali merupakan bentuk seni lukis yang proses pembuatannya masih menggunakan tradisi-tradisi baik proses pembuatan dan bahan-bahan yang tradisional walaupun kini sudah umum ditemukan menggunakan alat serta bahan yang sudah tergolong modern, dan seni lukis tradisional Bali ini yang sudah berlangsung sejak dulu yaitu terdapat pakem-pakem serta prinsip yang dilakukan ketika proses penciptaan karya tersebut dikreasikan. Mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
22. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=20&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701254799349&u=%23p%3Dxz-oEKnvYJMJ
Objek: Konsep Seni pada Karya Seni Lukis Anak Usia 4 sampai 8 Tahun
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari kehidupan masyarakat.
Metode Analisis:
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan karya seni lukis anak usia 4 sampai 8 tahun berdasarkan konstruksi konsep seni. Hasil verifikasi kemudian melewati tahapan pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi untuk membuktikan validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ide dan konsep merupakan fondasi dalam anak berkarya seni lukis.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Berdasarkan hasil analisis data, ide yang disampaikan anak usia 4-8 tahun dalam bentuk karya seni lukis diantaranya adalah representasi diri, tempat tinggal, pemandangan gunung, pergi berlibur naik alat transportasi, proses sosial, jalan raya, dan kseniun. Sedangkan konsep yang disampaikan dalam lukisan anak diantaranya adalah konsep ruang dan konsep waktu. mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
23. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=20&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701255604172&u=%23p%3DqSRpFd5BC64J
Objek: Kajian Strukturalisme dalam Melahirkan Sebuah Karya Seni
Teori Pendekatan:
Teori struktural bahasa di atas yang membuat levi-Strauss berhasil melihat sesuatu di balik perwujudan karya manusia. Sebuah karya seni merupakan representasi dari siseniman melihat fenomena-fenomena atau isu-isu yang ada di lingkungannya. Fenomena tersebut yang membuat seniman merasa tersentuh dan menggugah serta mengelitik perasaannya untuk mengekspresikannya melalui medium seni.
Metode Analisis:
Makalah ini berisi tentang paparan studi kepustakaan dan analisis deskriptif. Selain itu, studi kepustakaan tersebut ditinjau dari konsep-konsep mengenai hakikat seni, pembelajaran seni, estetika seni, dan proses imajinasi dan kontemplasi dalam seni. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dipahami bahwa estetika merupakan suatu hasil pendayaan imajinasi dan kontemplasi seseorang yang tidak terbatas ruang dan waktu sehingga mampu menciptakan suatu karya seni yang indah.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Nilai dan makna tersebut secara tidak sadar telah membentuk ide gagasan atau pemikiran seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apapun di dunia ini menurut pandangan Levi-Satruss merupakan sistem yang memiliki struktur-struktur yang mengaturnya. Dalam Strukturalisme tatanan signifiant atau penanda mendahului makna, dengan kata lain bahwa berbicara tentang adanya manusia sebenarnya bukanlah sebagai subjek, sebaliknya adanya dan struktur itu sendiri berbicara tentang dirinya melalui pembicaraan manusia tentang adanya. Terdapat perbedaan objek, teori, dan metode analisis. Saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya.
24. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=30&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701255997180&u=%23p%3Dl6b780BFb6gJ
Objek: Makna Karya Seni Menurut Clive Bell
Teori Pendekatan:
Karya tulis ini akan fokus pada pemikiran Clive Bell tentang bentuk bermakna (significant form). Dengan fokus pada teori dan pemikirannya, penulis akan mengidentifikasi sebuah karya seni yang bermakna, bertitik tolak dari kualitas-kualitas estetik karya seni itu. Bagi Clive Bell, makna sebuah karya seni menunjuk pada kualitas-kualitas objek muncul dan ditemukan oleh subjek. Itulah bentuk bermakna sebuah karya seni.
Metode Analisis:
Penelitian ini menggunakan metode Qualitative descriptive serta Quantitatif.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Sebuah karya seni tidak bisa hanya dinikmati sebagai sebuah hasil yang sudah ada dan terbatas pada apa yang tampak di hadapan subjek. Mengapa demikian, karena ketika karya seni tampak di depan subjek, setiap subjek mempunyai cara pandangnya sendiri. Dengan demikian, keindahan atau makna karya seni yang ada di hadapan subjek, tergantung dari cara pandang subjek. Maka dari itu, setiap karya seni tidak dengan sendirinya indah dan bermakna karena bergantung pada subjek yang akan memberi justifikasi terhadapnya. Sebuah karya seni menjadi bermakna, ketika subjek menemukan kualitas-kualitas estetis di dalam karya seni itu.
25. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lukisan+ekspresionisme&btnG=#d=gs_qabs&t=1701197689948&u=%23p%3DRFxKzNtnoW0J
Objek: Galeri Seni Lukis Di Yogyakarta Representasi Seni Lukis Ekspresionisme
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari kehidupan masyarakat sekitar Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebagai propinsi dengan potensi yang akan terus menerus digali dan dikembangkan, yaitu yogyakarta sebagi pusat pendidikan, kebudayaan, pusat tujuan wisata, pusat perdagangan. Di masa pembangunan bangsa yang semakin berkembang ini terdapat kecenderungan untuk terjadinya degradasi atau penurunan nilai budaya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dan pelestarian budaya. Ruang lingkup kebudayaan sangat luas, dan salah satu kebudayaan yang menonjolkan mutu serta sifat khas adalah unsur kesenian. Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup dari perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa persaan manusia lainnya. dengan diilandasi kesadaran yang tinggi maka hasil karya para seniman perlu dilestarikan dan di kembangkan dari generasi ke generasi.
Metode Analisis:
Mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Dalam hal tersebut di atas penulis berusaha berkreativitas secara bebas dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang ada.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan "Galeri Seni Lukis Di Yogyakarta Representasi Seni Lukis Ekspresionisme" mengangkat teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Saya juga mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
26. Link: https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara/article/view/385
Objek: Lukisan Pemandangan: Teknik Spon Dalam Karya Seni Lukis Jelekong
Teori Pendekatan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan teknik visualisasi alam dan aspek seni lukis Jelekong yang merepresentasikan alam dari segi metode dan bahan. Sampel dalam penelitian ini adalah lukisan karya seniman Jelekong dan seniman Barat.
Metode Analisis:
Metode deskriptif kualitatif dinilai paling tepat untuk menganalisis lukisan Jelekong. Hasil dari penelitian ini adalah keunggulan teknik seni lukis ugong adalah teknik spons hasil karya salah satu warganya. Teknik ini dapat menciptakan bayangan, nada tengah, dan sorotan pada sebuah lukisan. Lukisan Jelekong dapat menjadi identitas masyarakat dalam mengolah potensi lokal daerah.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Alam merupakan tema yang selalu hadir dalam perkembangan seni rupa di dunia, baik seni Barat maupun Asia, seperti Tiongkok dan Indonesia. Visualisasinya bisa berupa representasi literal atau abstrak. Alam dapat menjadi elemen tambahan pada lukisan untuk menyampaikan kedalaman atau perspektif. Namun penggambaran alam dalam sebuah lukisan juga bisa menjadi fokus utama sebuah karya seni. Di Indonesia sendiri terdapat Kampung Seni tepatnya Kampung Seni Jelekong yang ratusan orangnya berprofesi sebagai pelukis dan ada pula yang menjadikan alam sebagai fokus utama karyanya. Keunikan karya pelukis Jelekong terletak pada cara yang digunakan dan bahan yang digunakan. Objek yang digunakan Karya Seni “Lukisan Pemandangan: Teknik Spon Dalam Karya Seni Lukis Jelekong” mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama.
27. Link: https://scholar.google.com/scholar?start=40&q=seni+karya&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1701257262351&u=%23p%3DfA8NCyxPhy4J
Objek:. Analisis Karya Gambar Bentuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Simangumban Berdasarkan Prinsip-Prinsip Seni Rupa
Teori Pendekatan:
Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena Objek yang yang digambar adalah botol dan gelas.
Metode Analisis:
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengetahui bagaimana hasil karya gambar bentuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Simangumban terlebih dahulu, mendeskripsikan gambaran yang diteliti dan dinilai berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa yang telah ditentukan. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan karya yang dihasilkan berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa memiliki kualitas yang terperinci.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan Karya Seni “Analisis Karya Gambar Bentuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Simangumban Berdasarkan Prinsip-Prinsip Seni Rupa” mengangkat teori mimesis dan analisis kualitatif. Karena digunakan dalam penelitian yang bertajuk pada pola pertanyaan kenapa dan bagaimana. Teknik ini sangat tepat dipakai dalam penelitian yang berusaha menggali bahasan penelitian secara mendalam. Sedangkan, saya mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek dan metode analisis namun teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
28. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ekspresionisme+sastra&oq=ekspresionisme+#d=gs_qabs&t=1701258870017&u=%23p%3D6y0QvLl2vUIJ
Objek: Analisis stilistika pada puisi kepada peminta-minta karya chairil anwar
Teori Pendekatan:
Pendekatan ini mempegaruhi daya cipta dalam sebuah puisi, sebagai contoh puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang dikaji dari struktur pembentukan kata (fisik) dan unsur jiwa pembangunnya, yaitu struktur batin. Dalam kajian puisi tersebut, menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Sikap Chairil Anwar yang kritis dalam menampilkan gambaran yang sesungguhnya tentang kehidupan rakyat miskin atau kaum melarat. Hal ini mampu menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada pembaca, bagaimana sikap dan perilaku yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Kemudian dari aspek batin, bagaimana Chairil Anwar yang memiliki sikap ekspresionisme memberikan sajian puisi yang ekspresif. Puisi ini juga menunjukkan sikap sosial dan kenyataan yang terjadi pada masyarakat.
Metode Analisis:
Metode yang digunakan pada pembuatan karya ini adalah tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, serta tahapan penyelesaian. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra. Penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam karya sastra yang diciptakan sendiri oleh pengarang. Oleh sebab itu, tujuan analisis puisi ini adalah mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan aplikasi kajian stilistika pada puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar. Berdasarkan pendekatan stilistika yang dikemukakan sebagai dasar untuk kajian teori yang digunakan dalam analisis.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Karya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai media untuk menemukan nilai estetikanya. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra. Penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam karya sastra yang diciptakan sendiri oleh pengarang. Oleh karena itu, tujuan analisis puisi ini adalah mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan kajian aplikasi stilistika pada puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar. Berdasarkan pendekatan stilistika yang dikemukakan sebagai dasar untuk teori kajian yang digunakan dalam analisis. Pendekatan ini mempegaruhi daya cipta dalam sebuah puisi, sebagai contoh puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang dikaji dari struktur pembentukan kata (fisik) dan unsur jiwa pembangunnya, yaitu struktur batin. Dalam kajian puisi tersebut, menonjolkan berbagai aspek terbentuknya kata yang kuat dan tak terduga. Sikap Chairil Anwar yang kritis dalam menampilkan gambaran yang sesungguhnya tentang kehidupan rakyat miskin atau kaum melarat. Hal ini mampu menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada pembaca, bagaimana sikap dan perilaku yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Kemudian dari aspek batin, bagaimana Chairil Anwar yang memiliki sikap ekspresionisme memberikan sajian puisi yang ekspresif. Puisi ini juga menunjukkan sikap sosial dan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
29. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ekspresionisme+sastra&oq=ekspresionisme+#d=gs_qabs&t=1701259383921&u=%23p%3D-FMFTQ1GjPEJ
Objek: Kritik Terhadap Kehidupan dan Masyarakat Kota di Jerman pada Awal Abd ke-20: Kajian Dua Puisi Era Ekspresionis Staedter dan Besucht vom Lande
Teori Pendekatan:
Menggunakan teori mimesis Sebagai sebuah karya sastra, puisi dapat mengabadikan serta menampilkan kembali sebuah potret kehidupan yang terjadi pada suatu periode tertentu.
Metode Analisis:
Menggunakan metode penelitian historis faktual. Metode penelitian historis-faktual merupakan metode penelitian hermeneutika-filosofis dengan unsur-unsur metodis meliputi: Interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, deskripsi. Melalui karya tulis ini, penulis mencoba menganalisis kondisi kehidupan kota-kota besar di Jerman serta masyarakat yang hidup di dalam puisi pada periode awal abad ke-20. Setelah itu, penulis juga akan menganalisis kritik-kritik yang disampaikan para penyair era ekspresionisme terhadap kondisi kehidupan kota-kota besar di Jerman serta masyarakat yang hidup di dalamnya pada periode awal abad ke-20.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek penelitian ini adalah dua buah puisi era ekspresionisme dengan judul Stä dter (Orang-orang Kota) karya Alfred Wolfenstein pada tahun 1914 dan Besuch vom Lande (Tamu Dari Kampung) karya Erich Kä stner pada tahun 1929 dengan mengacu kepada teori dan konsep kehidupan perkotaan oleh Georg Simmel dan Louis Wirth. Hail penelitian menunjukan bahwa dua puisi yang dibuat pada masa ekspresionisme ini menyuarakan kritik tajam perubahan kota dan masyarakatnya. Kritik ini dituangkan dalam tema-tema kepadatan kota, kesepian, individualitas yang tinggi, dan juga dehumanisasi yang terjadi akibat cepat dan massifnya perubahan yang dialami oleh masyarakat saat itu.
30. Link: https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ekspresionisme+sastra&oq=ekspresionisme+#d=gs_qabs&t=1701259605597&u=%23p%3DxgbgkClRRKQJ
Objek: Penerapan Arsitektur Ekspresionisme pada Perancangan Gedung Pusat Kreativitas Di Kota Kendari
Teori Pendekatan:
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan wadah berupa Gedung Pusat Kreativitas dengan tema Expresionisme. Tema ini dipandang sesuai dengan kondisi yang ada di kota ini dimana dapat menggambarkan ekspresi dari pengguna bangunan yang dicerminkan pada tampilan dan interior bangunan.
Metode Analisis:
Penelitian ini menggunakan metode Qualitative descriptive serta Quantitatif. Berdasarkan hasil analisis penentuan Lokasi dan tapak, gedung ini direncanakan akan dibangun di Kecamatan Kadia dengan total luas wilayah±4, 34 Ha. Tampilan bangunan pada gedung ini diambil dari bentuk Kalosara yang merupakan lambang persatuan dan perdamaian dari Suku Tolaki, serta dari logo Badan Ekonomi Kreatif.
Kesimpulan, Perbandingan Artikel:
Objek yang digunakan "Penerapan Arsitektur Ekspresionisme pada Perancangan Gedung Pusat Kreativitas Di Kota Kendari" mengangkat teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Saya juga mengangkat objek seni lukis dengan teori mimesis dan analisis naratif metode ini berusaha untuk menyampaikan data dengan narasi atau cerita. Tentunya memuat seluruh bagian penelitian terutama data yang terkait. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang penilaian, emosi, dan banyak lainnya. Terdapat perbedaan objek namun metode analisis dan teori yang digunakan sama. Metode analisis pada artikel ini menggunakan pengalamannya, dengan demikian, penulis dapat mencanangkan ide-ide serta konsep karya seni melalui tahap-tahap proses kreativitas yang menghasilkan kesimpulan dari masalah yang di uji.
Komentar
Posting Komentar